Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Muhammad SAW - akan dibawa ke Mekkah selalu melewati daerah itu. Untuk itulah sebelum tahun Masehi orang Yahudi sudah menghuninya.
Ketika Rasulullah melihat ada tanda-tanda perkembangan Islam di sana (Yatsrib), maka semua sahabatnya disuruh berpindah ke sana. Karena gembiranya maka Rasulullah bersabda :"Sesungguhnya Allah telah menjadikan orang-orang Yatsrib sebagai saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat yang aman bagimu".
Dengan tersebarnya agama Islam semakin luas tidak menutup kemungkinan para pemuka Quraisy merasa khawatir. Mereka khawatir jika Islam telah kuat akan menghancurkannya. Untuk menjaga jangan sampai Islam berkembang lebih luas, maka pemuka-pemuka Quraisy mengadakan perundingan. Isi dari perundingan itu ialah melakukan pembunuhan terhadap nabi. Untuk itulah dikirim seorang pemuda pilihan yang sudah diketahui kehebatannya.
Rencana itu sudah diketahui oleh nabi Muhammad. Dan beliau diperintahkan Allah agar segera pindah ke Yatsrib. Hal itu diutarakan kepada Abu Bakar, kemudian ia memintanya agar diperbolehkan menemani perjalanan Rasulullah.
Ketika pembunuhan itu sudah direncanakan, ketika itu pula nabi dan Abu Bakar merencanakan pindah. Malam itu rumah nabi sudah dikepung oleh suku Quraisy. Rasulullah sudah berkemas untuk pergi dan menyuruh Ali bin Abu Thalib meniduri ranjangnya agar tetap dikira Rasulullah. Setelah itu berangkatlah beliau bersama Abu Bakar, sedangkan orang Quraisy bergelimpangan akibat tidur.
Betapa murkanya orang Quraisy setelah mengetahui bahwa nabi Muhammad telah meninggalkan mereka. Dengan setia merta mereka melakukan pengejaran. Namun nabi Muhammad dan Abu Bakar sudah berada dalam gua Tsuur. Mereka melihat orang-orang Quraisy sedang mondar-mandir di mulut gua, namun tidak mengetahui keberadaan Rasulullah. Setelah itu keluarlah Rasulullah dan Abu Bakar untuk meneruskan perjalanannya ke Yatsrib dengan selamat. Tidak lama kemudian Ali bin Abu Thalib menyusulnya
20. Yatsrib Menjadi Madinatun Nabawi
Tepat pada hari senin, 8 Rabiul Awal tahun 1 Hijriyah, nabi Muhammad tiba di Quba. Tempat ini mempunyai jarak 10 km dari Yatsrib. Beliau istirahat di sana selama 4 had, kemudian mendirikan masjid, yaitu masjid Quba. Masjid inilah yang pertama kali dibangun dalam sejarah Islam.
Pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriyah tepatnya hari Jum'at nabi Muhammad dan Abu Bakar serta Ali bin Abu Thalib memasuki kota Yatsrib. Mereka disambut dengan penuh kehormatan oleh masyarakat setempat. Pada hari itu juga Rasulullah melakukan Shalat Jum'at yang pertama dan berkhotbah dihadapan kaum Anshordan Muhajjirin. Sejak itulah kota Yatsrib menjadi kota Madinatun Nabawi, artinya kota selanjutnya Madinah.
21. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam
Sejak kedatangan beliau di kota Yatsrib, maka berubahlah suasana kota. Kota itu tidak lagi bernama Yatsrib melainkan Madinatun Nabawi. Rasulullah juga rnembina masyarakat setempat dengan mendirikan sebuah Masjid. Beliau beranggapan bahwa bangunan itu merupakan alat untuk mempersatukan umat Islam.
Dari masjid itulah kesatuan lahir dan batin antara individu satu dengan lainnya dapat dipererat sehingga mampu mencegah serangan musuh di hari kemudian. Selain itu, dalam bangunan Masjid Nabi Muhammad dapat mengajarkan ilmu agama, melaksanakan shalat dan berunding mengenai segala kepentingan agama.
Demikianlah nabi Muhammad dalam membina masyarakat Islam. Beliau lebih mengutamakan pembangunan Masjid daripada rumahnya sendiri.
22. Membina Persatuan Kaum Muhajjirin dan Kaum Anshor
Kaum Muhajjirin penduduk Mekkah yang telah mengikuti jejak Rasulullah hingga ke Madinah. Sedangkan kaum Anshor adalah kaum yang telah menghuni kota Madinah dan telah menolong mereka. Bagi kaum Anshor, kaum Muhajjirin adalah saudara. Mereka telah berjanji untuk saling membantu, melindungi dan saling menolong.
Agar tidak terjadi salah paham dikemudian hari, maka nabi Muhammad membina dan mempersatukan kedua kaum itu. Dengan demikian semakin kuatlah kedudukan agama Islam. Selain itu penderitaan akan terobati dengan adanya tali persaudaraan mereka, Kaum Muhajjirin sangat dihormati oleh saudaranya kaum Anshor. Sehingga mereka menganggap kota Madinah adalah kota kelahirannya.
23. Mengadakan Perjanjian Dengan Kaum Yahudi
Agar agama Islam yang masih berkembang itu tidak mengalami hambatan dan untuk menciptakan suasana aman dalam kota, maka nabi Muhammad membuat perjanjian dengan kaum Yahudi. Perjanjian itu berisikan penetapan dan pengakuan terhadap hak kemerdekaan tiap-tiap golongan, untuk memeluk agamanya. Dari sinilah dapat kita lihat betapa besar jiwa Rasulullah yang telah menerapkan perjanjian politik. Dengan demikian tidak ada lagi gangguan dari pihak Yahudi atau sebaliknya. Begitulah Nabi Muhammad membuat perjanjian damai itu.
Kaum Muslimin dan Yahudi wajib bersatu untuk melawan siapa saja yang memusuhi mereka. Kota Madinah adalah kota suci. Untuk itu wajib dihormati oleh mereka yang terikat dalam perjanjian. Jika terjadi silang pendapat antara kedua kaum, maka urusannya dikembalikan pada Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa yang tinggal di dalam dan di luar kota Madinah wajib dilindungi keamanannya. Kecuali orang itu Dzalim dan bersalah. Sebab Allah menjadi pelindung orang yang baik dan berbakti.
Itulah isi perjanjian perdamaian yang dibuat oleh Rasulullah dengan kaum Yahudi yang tinggal di sekeliling kota Madinah.
24. Membuat Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial Masyarakat Islam
Sesudah nabi Muhammad mewujudkan tempat kaum Muslimin di kota Madinah, dan membuat perjanjian damai dengan kaum Yahudi, maka beliau mulai meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, sosial bagi umat Islam.
Dasar-dasar itu perlu dilaksanakan sebab waktu itu agama Islam masih dalam masa perkembangan, sedangkan perintah untuk zakat sudah diwahyukan Allah. Begitu pula dengan perintah puasa. Yang jelas ayat-ayat Al Qur'an turun pada periode itu sebagian besar bersangkut dengan pembinaan Hukum Islam. Dengan demikian semakin kuatlah kedudukan agama Islam dan semakin luas penyebarannya.
25. Rasulullah Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam
Sudah menjadi tradisi sejak jaman nabi Nuh sampai nabi Muhammad. Jika ajaran yang dibawa nabi Muhammad itu adalah ajaran yang benar, maka ada beberapa golongan yang ingin menumpasnya. Golongan-golongan yang ingin memadamkan api kebenaran Islam adalah kaum Yahudi dan golongan kaum Munafiq. Golongan itu disebut golongan dari dalam. Sedangkan golongan dari luar yang ingin memadamkan api Islam adalah orang Quraisy dan sekutunya. Mereka tidak pernah senang jika melihat agama Islam berkembang di muka bumi
26. Pengkhianatan Kaum Yahudi Terhadap Perjanjian
Kaum Yahudi sebenarnya terbagi beberapa golongan. Golongan yang ikut dalam perjanjian itu adalah : Banu Qunaiqa', Banu Madlir, Banu Quraidhah. Semula ketika golongan itu menyetujui dengan perjanjian yang telah disepakati bersama antara kaum Yahudi dengan Rasulullah.
Namun pada akhirnya golongan-golongan itu merusak perjanjian itu, sebab mereka lebih mementingkan dirinya sendiri. Mereka menganggap dirinya adalah putra Tuhan. Dengan demikian mereka mempunyai hak untuk kota Madinah.
Anggapan inilah yang membuat kaum Yahudi menghianati perjanjian sebab mereka tidak rela jika agama Islam yang dibawa Rasulullah berkembang dengan pesat, Oleh karena itulah mereka mengadakan penggerogotan pada tubuh agama Islam dengan diam-diam.
Ulah yang mereka buat pertama kali ialah melakukan perdebatan dengan kaum muslimin. Mereka beranggapan dengan jalan itu dapat menyusupkan perasaan ragu pada agama Islam. Sehingga kaum Muslimin akan meninggalkan Rasulullah. Tetapi usaha itu tidak berhasil, bahkan kepalsuan mereka untuk menghasut dan berusaha memecah persatuan Islam terbongkar. Allah telah membongkar rencana licik kaum Yahudi setelah melakukan perdebatan dengan nabi Muhammad.
Karena jalan pertama tidak berhasil, maka orang Yahudi tidak malu-malu lagi untuk menunjukkan pengkhiantannya terhadap perjanjian. Mereka tidak segan-segan berbuat keonaran, penghasutan di kalangan masyarakat Madinah. Allahpun menunjukkan kebusukan mereka pada nabi Muhammad, begitu pula orang-orang munafiq yang berusaha untuk menjatuhkan Islam.
Semenjak pengangkatannya sebagai Rasul dan nabi, beliau sudah melalui aral rintangan yang hendak memadamkan agama Islam. Namun beliau letap melakukan dakwahnya dan tidak pernah putus asa.
Sejak berumur 40 tahun beliau telah diangkat Allah menjadi Rasul-Nya dan selama 23 tahun melakukan dakwah yang telah mengorbankan harta benda serta jiwa hanyalah merupakan ujian yang kecil bagi beliau.
Diantara perang-perang yang telah menelan banyak korban baik korban harta, jiwa dan raga ialah :
Perang Khonda', perang Badar, perang Azhab, perang Tabuk dan perang-perang lainnya baik perang diikuti oleh nabi atau tidak. Semuanya merupakan perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.
Dalam perang-perang itu nabi Muhammad banyak mengalami penderitaan. namun beliau tidak merasakannya sebab perang yang digelar itu hanyalah untuk kepentingan agama. Dengan didasari rasa keimanan dan keikhlasan yang mendalam, maka terbukalah kesulitan dan rintangan yang dialaminya.
Karena setiap pertempuran selalu dimenangkan oleh Islam, sehingga tidak menutup kemungkinan banyak kabilah-kabilah yang datang dan mengucapkan "Dua Kalimat Syahadat" di depan nabi. Artinya mereka memeluk agama Islam tanpa ada unsur paksaan.
Karena semua tugas-tugasnya dirasakan telah selesai, maka beliau berminat untuk melakukan ibadah haji Wada' (haji perpisahan). Waktu itu beliau masih berada di Madinah, dengan demikian beliau harus melakukan haji ke Mekkah. Keberangkatannya diikuti oleh 100.000 orang yang telah memeluk agama Islam. Mereka juga beniat naik haji.
Sebelum menyelesaikan ibadah hajji, nabi Muhammad berpidato pada kaumnya di bukit Arofah pada tanggal 8 Dzulhijjah 10 H.
Setelah itu nabipun kembali ke Madinah bersama-sama pengikutnya. Tiga bulan setelah menunaikan ibadah haji. Nabi Muhammad menderita sakit demam dan penyakit ini kian hari kian parah. Akhirnya nabi Muhammad menutup mata pada usia 63 tahun. Namun sebelumnya beliau berpesan pada semua umatnya. Pesan itu merupakan pesan terakhir beliau
Artinya: “Aku telah meninggalkan pada kamu semua dua pusaka yang tidak akan membuatmu tersesat jalan selagi kamu berpegangan pada dua perkara itu. Dua pusaka yang harus dipegang ialah Al Qur'an (Kitabullah) dan Sunnahku (Hadits).”
Demikianlah kisah nabi Muhammad yang telah memperjuangkan agama di tengah-tengah kebodohan masyarakat Arab. Meskipun beliau mendapat rintangan yang sangat berat, namun beliau tidak pernah berputus asa. Beliau yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan umat-Nya yang sabar.
Nabi Muhammad merupakan sosok manusia yang patut mendapat acungan jempol. Sebab beliau telah menerapkan perjanjian politik, ekonomi, dan sosial yang belum pernah dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya.
0 comments
Post a Comment
Dilarang berkomentar SARA :)