Thursday, November 28, 2013

Kisah Nabi Ismail AS bag. Ketiga

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ismail AS - isterinya. Sejenak mereka terdiam. Mereka memikirkan sesuatu yang mengarah pada pengurbanan Ismail. Kemudian isterinya menjawab, "Jika itu memang keputusan Allah, kita tidak dapat menolaknya, "kata Siti Hajar, air matanya berlinang dipipinya.

" Kapan kanda akan melakukan qurban terhadap Ismail, "tanya Siti Hajar kepada nabi Ibrahim yang ada disampingnya. Meskipun demikian ia tetap menabahkan hatinya menerima ujian yang dianggapnya paling berat ini. Bagaimana tidak berat sebab Ismail yang baru bertemu dengan ayahnya harus diqurbankan. Siti Hajar hanya meminta pada Allah dalam hatinya agar ditabahkan dirinya menerima ujian ini.

" Jika engkau telah merelakan, maka qurban itu akan kulakukan besok pagi setelah aku sembahyang. Hal ini sesuai dengan wahyu yang ku terima melalui mimpi, "kata nabi Ibrahim menjelaskan. Suaranya sangat pelan hampir tidak dapat didengarkan.

Kemudian mereka tidur bertiga. Malam itu nabi Ibrahim bermimpi seperti yang sudah ia alami. Yaitu untuk menetapkan hatinya mengurbankan Ismail besok pagi.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah sesudah shalat, nabi Ibrahim mengajak anaknya pada suatu tanah lapang. Dengan bertakbir sepanjang jalan ia membimbing nabi Ismail kemudian didudukkan pada sebuah lempengan batu.

" Wahai anakku, tetapkan hatimu. Karena ini merupakan ujian yang berat buat kita. Bersabarlah, niscaya Allah akan mendengarkan doa kita. Sebab Allah menyukai orang-orang yang sabar, "kata nabi Ibrahim sambil merebahkan nabi Ismail pada batu itu.

Kemudian nabi Ibrahim bertakbir sembari menghunus pedangnya dari pinggang. Pedang yang mengkilat terterpa sinar matahari tidak menggoyahkan hati nabi Ismail. Nabi Ismail tetap meng-Esakan Allah dengan menyebut:

" La ilalah llallah, hu Allah hu akbar".

Sedangkan nabi Ibrahim terus menyebut kebesaran Allah
"Allahu Akbar Allahhu Akbar Allahu Akbar. Kemudian pedang itu ditempelkan pada leher nabi Ismail. Pada saat-saat yang mengerikan itu, sebelum pedang melukai leher nabi Ismail datanglah malaikat sambil membawa seekor kambing gibas. Kemudian ia berkata : "Wahai Ibrahim, sungguh tabah dan sabar hatimu dalam menghadapi ujian yang sangat besar ini, "kata malaikat sambil menyerahkan kambing yang dibawanya. Kemudian nabi Ibrahim berkata ; "Wahai Jibril, sesungguhnya aku tidak akan berlari dan bersembunyi menghadapi ujian ini. Begitu pula dengan Ismail. Mengapa kau datang sambil membawa kambing itu ? "tanya nabi Ibrahim.

Kemudian malaikat itu menerangkan bahwa persembahan nabi Ibrahim dengan mengorbankan anaknya sendiri telah diterima oleh Allah. Sedangkan sebagai gantinya ialah kambing. Maka sampai sekarang umat Islam yang mampu setiap Idul Adha, mereka akan mengurbankan sebagian harta mereka berupa kambing.
Hal ini sudah menjadi syari'at agama Islam. Sebab dengan adanya kurban itu berarti kita ingat lagi pada kesabaran nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam menghadapi ujian yang sangat berat. Selain itu bertujuan untuk menghormati kedua nabi yang sabar itu.

Mengenai pembicaraan mimpi nabi Ibrahim sampai pada penyembelihan Ismail telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Ash Shoffat ayat 102 sampai 107 yang berbunyi:

Surat Ash Shoffat ayat 102 sampai 107

Surat Ash Shoffat ayat 102 sampai 107

Artinya : Maka tatkala anak itu sudah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah pada pendapatmu ? "Ismail menjawab : "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (As-Shofat: 102)
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya alaspelipis (nya), nyatalah kesabaran keduanya". (Ash-Shoffat: 103)
Dan Kami memanggil dia : "Hai Ibrahim", (Ash-Shoffat: 104) Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Ash-Shoffat: 105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shoffat : 106)
Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar. (Ash-Shoffat: 107)

Dengan datangnya malaikat, maka penyembelihan terhadap Ismail tidak jadi dilakukan sebab diganti dengan seekor kambing gibas yang besar.

Nyatalah sudah kesabaran keduanya dalam menghadapi ujian yang sangat berat. Dengan kesabaran itulah akhirnya Allah berfirman dalam surat Ash-Shoffat ayat 108 yang artinya :
" Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian". (Ash-Shoffat: 108)

Maksud dari firman Allah itu ialah menyebutkan nama Ibrahim bagi setiap umat Islam yang datang ke Makkah untuk berhaji. Selain itu nama Ibrahim juga disebut dalam sholat khususnya pada saat Attahiyat.
Sedangkan nabi Ismail digolongkan orang-orang yang sabar sesuai dengan firman Allah surat Al-Anbiyaa' ayat 85 sampai 86 yang berarti:
" Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar" (Al Anbiyaa': 85)
" Kami telah memasukkan mereka dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh". (Al-Anbiyaa': 86)

Dari kisah di atas kita dapat menjadikan contoh tauladan dengan kesabaran nabi Ismail dalam menghadapi ujian yang seberat apapun. Dengan kesabaran itulah kita akan semakin dikasihani oleh Allah.
Selain itu nabi. Ismail dipastikkan dalam golongan nabi oleh Allah. Hal hi disebutkan dalam Al Qur'an surat Shaad ayat 48 :

surat Shaad ayat 48

Dan ingatlah akan Ismail, llyasa' dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (Shaad: 48)

4. Pembangunan Ka'bah
Setelah ujian berupa perintah untuk menyembelih anaknya dilakukan, kini nabi Ibrahim mendapat wahyu lagi yaitu untuk mendirikan Ka'bah. Wahyu itu diterima oleh nabi Ibrahim ketika sedang menyebarkan dakwahnya di daerah lain.

Diceritakan bahwa setelah melakukan ujian pertama yang berat dan lulus serta diterima Allah, maka nabi Ibrahim pamit untuk pergi lagi guna menyebarkan ajarannya. Perpisahan terjadi lagi antara mereka.
Setelah sekian lama berada ditempat lain nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah agar membangun Ka'bah di Makkah. Setelah mendapat wahyu itu bergegaslah nabi Ibrahim kembali menemui anak dan isterinya di Makkah.

Berhari-hari ia melakukan perjalanan sebagai kafilah menuju Makkah. Setelah tiba, ia sangat gembira begitu mendapatkan anaknya dan isterinya dalam keadaan sehat Anaknya tumbuh dengan sehat sehingga memiliki tubuh yang kekar dan kuat.

Nabi Ibrahim menjelaskan ikhwal mimpinya kepada nabi Ismail. Nabi Ismail mendukung perkataan ayahnya. Sebab ia mengetahui bahwa apa yang dikatakan ayahnya merupakan wahyu dari Allah. Dan ini juga merupakan ujian bagi kedua insan itu.

Nabi Ibrahim menunjukkan tempat yang hendak dijadikan berdirinya Baitullah itu. Dalam mimpinya ia disuruh Allah untuk mendirikan Ka'bah di dekat sumur Zam-Zam. Maka akhirnya keduanya berangkat menuju ke tempat yang telah ditunjuk nabi Ibrahim.

Batu yang besar-besar dan sudah berbentuk diangkat dan diletakkan oleh kedua nabi itu dengan tangannya sendiri. Sedikit demi sedikit, akhirnya bangunan itu berdiri dengan megahnya.

Setiap selesai mengerjakan pekerjaan mereka selalu berdoa kepada Allah. "Ya, Allah yang Tuhan kami terimalah persembahan kami, Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada-Mu".

Di bagian tertentu kedua anak dan bapak itu meletakkan batu besar yang berwarna hitam mengkilat. Sebelum diletakkan pada lempatnya terlebih dahulu diciumnya batu itu sambil mengelilingi bangunan Ka'bah yang telah berdiri megah.

Batu itu dinamakan Hajar Aswad. Penciuman batu dan kelilingnya nabi Ibrahim beserta anaknya kini sudah menjadi sunat rukun haji. Sebab dengan adanya perbuatan keliling dan mencium batu itu secara tidak langsung menghormati nabi Ibrahim dan nabi Ismail yang telah membangun Ka'bah dengan tangannya sendiri.
Selain itu merupakan hal yang tak dapat dilupakan betapa besar kekuasaan Allah yang telah menyuruh kedua nabi itu untuk membangunnya. Sehingga menjadi bukti bagi umat yang kafir

Kemudian Allah mengajarkan pada kedua nabi itu cara mengerjakan ibadat-ibadat kepada-Nya. Ibadat-ibadat itu akhirnya menjadi tradisi turun temurun hingga nabi akhir zaman yaitu Muhammad SAW. Diantara ibadat-ibadat yang diajarkan Allah kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail adalah :

  • Mengerjakan Shalat
  • Mengerjakan Puasa
  • Mengerjakan Zakat
  • Mengerjakan Haji

Dan yang paling penting adalah menyeru pada umat kafir agar mau kembali pada ajaran yang benar. Mereka (umat) itu diajak pada agama Tauhid (Islam) sebab ajarannya sangat benar. Selain itu pula nabi Ibrahim dan nabi Ismail diharuskan menjaga kebersihan Ka'bah dari segala kotoran seperti kotoran yang bisa membuat najis, dan kotoran berupa ma'nawi seperti berdirinya berhala. Dengan adanya Ka'bah berarti semua penyembahan terhadap berhala harus dilupakan dan dihentikan. Kemudian Allah mewahyukan pada Ibrahim agar memanggil semua ummat untuk datang ke Ka'bah seperti yang telah diabadikan Al Qur'an surat Al Hajj ayat 27 sampai 28.

Surat Al Hajj ayat 27

Artinya:
Dan berserulah (hai Ibrahim) kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Al Hajj: 27)
Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka yang menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari padanya dan (sebagian lagi) berikanlah pada untuk dimakan yang sengsara lagi fakir. (Al Hajj :28)

Nabi ibrahim setelah mendapatkan wahyu, ia melakukan panggilan pada empat penjuru. Mula-mula sebelah timur Ka'bah kemudian utara, selatan dan sebelah barat. Dan panggilan itu dikabulkan Tuhan, sehingga sekarang umat Islam yang mampu akan melaksanakan perintah-Nya seperti naik haji.

Demikianlah kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail yang sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah walaupun seberat apapun. Hendaknya kedua nabi itu kita jadikan contoh pada kehidupan sehari-hari, sehingga di saat kita mendapat cobaan mampu menghadapinya dengan sabar, Dan disaat kita mendapatkan rezki yang banyak, kita mengucapkan syukur kepada Allah

2 comments:

  1. Assalamualaikum,,, maaf, kalau boleh tau, referensi artikel imi dari mana ya..?? dari buku apa atau tafsir apa..?? terimaksih

    ReplyDelete

Dilarang berkomentar SARA :)