Tuesday, December 10, 2013

Kisah Nabi Sulaiman AS

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Sulaiman AS - Sulaiman adalah putra nabi Dawud. Beliau diangkat menjadi nabi dan rasul sepeninggal ayahnya. Allah juga mewariskan ilmu Dawud kepada nabi Sulaiman. Sehingga ia dapat berbicara pada binatang, angin, jin dan tumbuh-tumbuhan.
Hal itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An-Naml ayat 15 yang berbunyi :
 
Surat An-Naml ayat 15

Artinya: Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Dawud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan : "Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman". (An-Naml: 15)

1. Semut dan Nabi Sulaiman
Suatu ketika nabi Sulaiman mengajak bala tentaranya bermusyawarah. Hadir di situ sekelompok manusia, jin dan burung serta angin. Kemudian mereka berjalan hingga menemukan sebuah lembah yang dihuni oleh beragam binatang. Saat itu ada kelompok semut yang membuat rumahnya di dalam tanah dan ada yang keluar. Karena semut itu takut terinjak Sulaiman dan tentaranya maka berkatalah pemimpinnya.

" Wahai rakyatku, masuklah ke dalam rumahmu agar tidak terinjak Sulaiman dan bala tentaranya, "kemudian masuklah semut-semut itu berlindung dalam tanah.

Semua bala tentara yang mengikuti nabi Sulaiman tidak ada yang mendengar atau mengerti dengan ucapan semut itu. Hanya nabi Sulaiman yang mendengarnya. Secara tidak langsung semut itu telah mengingatkan kenabiannya.

" Ya Tuhanku, jadikanlah aku seorang yang selalu mensyukuri nikmat-Mu dan masukkanlah ke dalam golongan orang saleh yang mendapat ridlo-Mu, "kata nabi Sulaiman setelah mendengar pembicaraan semut.
Karena ia telah mendengar seruan semut pada rakyatnya, maka ia dan bala tentaranya menyimpang dari rumah-rumah semut itu.

2. Khabar Dari Burung Hud-hud
Suatu hari nabi Sulaiman mengumpulkan semua bala tentaranya yang terdiri dari kelompok manusia, jin, dan angin. Semua kelompok burung hadir dan satu yang tidak ada, yaitu Hud-hud. Ketika mengetahui jika burung Hud-hud tidak ada, maka iapun berkata untuk mencabut bulunya.

Sebelum hal itu dilakukan, datanglah burung Hud-hud dengan tergopoh-gopoh seraya merundukkan dirinya.
" Ampun baginda, sebenarnya hamba telah pergi jauh tanpa seijinmu. Namun kedatanganku membawa berita yang benar, "kata burung Hud-hud dengan suara berbata-bata. Tanpa diminta oleh nabi Sulaiman Hud-hud pun bercerita.

Nabi Sulaiman akhirnya mengampuni kesalahan burung Hud-hud karena la telah menunjukkan suatu negeri yang dipimpin oleh seorang ratu. Ratu itu ialah Bulqis dan ingkar kepada Allah. Oleh sebab itu nabi Sulaiman menyuruh burung Hud-hud untuk mengantarkan suratnya kepada ratu Bulqis. Isi surat itu berupa seruan agar Ratu Bulqis mau menyembah Allah.

Setelah surat itu diterima, maka dibaca isinya lalu memusyawarahkannya dengan pejabat istana. Sebagian dari mereka tidak mau tunduk dan mengatakan lebih perang sebab perkiraannya pasukan ratu Bulqis lebih kuat. Akhirnya keputusan itulah yang diambil ratu Bulqis.

Namun sebelumnya mengirim pasukannya ke negeri Sulaiman, terlebih dahulu ratu Bulqis mengirimkan utusannya. Dengan demikian ia mengetahui seberapa besar pasukan nabi Sulaiman. Sebelum utusan itu tiba, burung Hud-hud telah mengatakannya pada Sulaiman. Dengan serta merta nabi Sulaiman menyuruh semua rakyatnya menghias negeri.

Tidak lama setelah penghiasan negeri, datanglah utusan ratu Bulqis. la sangat kagum melihat keindahan dan ketentraman negeri itu. Namun sebagai utusan ia segera pergi ke istana untuk menemui rajanya.

" Baginda, kami datang untuk damai. Namun biarkan kami menyembah apa yang telah menjadi sesembahan nenek moyang kami. Dan ini sekedar tanda persahabatan kita, "kata utusan itu sambil menyerahkan bingkisan. Nabi Sulaiman sangat tersinggung dengan pemberian hadiah itu.

" Kami tidak memerlukan hadiah apapun dari ratu kalian. Kami hanya ingin mengajak ratumu menyembah kepada Allah. Jika tidak niscaya aku akan memerangi negerimu, "kata nabi Sulaiman.

" Jika itu baginda inginkan, izinkan hamba kembali ke negeri Saba' dan merundingkannya dengan ratu, "kata utusan itu dengan kecewa. Lalu pulanglah dia.

3. Ratu Bulqis Datang Ke Negeri Sulaiman
Setibanya utusan itu di istana Saba' lalu menceritakan kebesaran kerajaan Sulaiman. la juga menceritakan tentang penolakan hadiah yang dikirimkan ratu Saba' bahkan mengancam akan memeranginya.

Karena ratu Bulqis tertarik dengan cerita itu, akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana sendiri dan melihat dari dekat. lapun mengajak pejabat istana. Namun tanpa setahu dia, tentara Sulaiman yang terdiri dari angin memberi tahukan kedatangan ratu Bulqis.

" Hal inilah yang kutunggu, sebab aku dapat menaklukkan tanpa peperangan, "pikir nabi Sulaiman. Kemudian ia mengumpulkan semua tentaranya untuk berunding.

" Siapa yang sanggup mendatangkan singgasana Bulqis sebelum ia datang ke sini ? "tanya nabi Sulaiman.

" Hamba sanggup mendatangkannya dalam waktu sekejap, "kata Jin dengan penuh keyakinan.

Kemudian Jin itu disuruh untuk melakukannya. Dan dalam waktu sekejap singgasana Bulqis sudah ada dihadapan nabi Sulaiman. Kemudian singgasana itu dihias sedemikian rupa dan diletakkan pada bagian depan ruangan.

Tidak lama kemudian pengawal istana memberi tahukan bahwa ratu Bulqis telah tiba. Sulaiman menjemputnya dan mengajak masuk ke dalam. Setelah masuk ke dalam, ratu Bulqis mengangkat roknya hingga kelihatan lututnya. la mengira lantai itu berair. Melihat hal ini nabi Sulaiman menjelaskan bahwa lantai itu adalah marmer (kaca).

Sesampainya mereka di ruangan dalam, nabi Sulaiman menyuruh duduk di singgasananya sendiri.

" Wahai Bulqis, masih ingatkah akan kursimu ? "tanya nabi Sulaiman dengan menunjukkan pada singgasana Bulqis.

" Kursi ini seperti kursiku. Dan ini memang benar-benar kursiku, "kata ratu Bulqis setelah mengamati kursi yang didudukinya.

Semenjak itulah ratu Bulqis beriman kepada Allah dan mengakui kenabian Sulaiman. Hal itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An-Naml ayal 44 artinya :

Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dholim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta Alam. (An Naml: 44)

4. Nabi Sulaiman Wafat
Setelah seruannya untuk mengajak ratu Bulqis diterima, nabi Sulaiman pun berkehendak membuat Masjid. Semua bala tentaranya yang berupa jin dan manusia dikerahkan dalam pelaksanaanya.

Namun ketika masjid itu belum selesai, nabi Sulaiman telah meninggal tanpa ada yang mengetahuinya. Hal ini disebabkan nabi Sulaiman masih memegang tongkat dan seakan-akan ia masih mengawasi semua pekerja.
Betapa kagetnya para pekerja yang terdiri dari manusia dan jin itu setelah tongkat yang dipegang nabi Sulaiman telah kropos dan roboh. Tongkat itu dimakan rayap (anai-anai) sehingga sandaran jenazah nabi Sulaiman sudah tidak kuat dan akibatnya nabi Sulaiman ikut roboh pula.

Surat Saba' ayat 14

Artinya : " Maka tatkala Kami menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (Saba': 14) "

Demikianlah kisan nabi Sulaiman yang telah berkuasa atas semua makhluk seperti jin, manusia, tumbuhan, binatang. dan manusia. Namun beliau tidak pernah menyombongkan dirinya dan tetap mengajak pada umat Saba’ ke jalan kebenaran

3 comments:

Dilarang berkomentar SARA :)