Thursday, November 21, 2013

Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Ketiga

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ibrahim AS - Nabi Ibrahim bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang dilakukan orang-orang itu. Jika mendapat kesusahan selalu menyembah berhala, begitu pula jika mendapat kesenangan.
Hal ini membuatnya semalarn suntuk tidak bisa tidur. la memikirkan kejadian-kejadian yang dilihatnya. Di rumahnya juga terlihat ayahnya membuat patung batu yang dibuatnya. Namun nabi Ibrahim tidak pernah mengikuti tingkah laku ayahnya. 

Suatu hari dia melihat ayahnya menyembah berhala, maka nabi Ibrahim pula bertanya. 
" Wahai ayah, mengapa engkau melakukan hal seperti itu di depan patung batu tersebut ?,"tanya nabi Ibrahim merasa heran. la menanyakan hal ini sebab rasa penasaran yang ada dibenaknya sudah tidak mampu dibendung lagi. Pertanyaan itu membuat ayahnya terkejut, sebab lelaki itu mengira nabi Ibrahim mengikuti semua tingkah lakunya. 

" Mengapa kau tanyakan hal ini anakku, bukankah kau telah mengikuti aku ?," kata ayah Ibrahim agak terkejut. Meski melihat anaknya kecewa dengan mimik mukanya yang agak kaget.

" Aku tidak mengikuti tingkah lakumu di depan berhala itu. Aku hanya melihat dibelakangmu saja, " jawab nabi Ibrahim dengan muka yang agak ketakutan.

" Aku sedang meminta keselamatan dirimu dari kekejaman raja, anakku !, "kata ayahnya menerangkan maksudnya menyembah berhala. Nabi Ibrahim yang sudah beriman kepada Allah hanya diam saja. la ingin membantah jawaban ayahnya namun khawatir tersinggung. Sehingga maksudnya itu dipendam saja dalam hati.

Setelah mengetahui kejadian siang itu, nabi Ibrahim tidak dapat memejamkan matanya sekalipun. la selalu memikirkan perbuatan ayahnya yang telah menyimpang dari ajaran kebenaran. Mengapa patung yang bisu dan tuli itu dimintai tolong, pikirnya. Namun pertanyaan itu ditepisnya jauh-jauh agar tidak mengganggu pikirannya. Meskipun demikian ia tidak dapat membuang bayangan peristiwa tadi siang. Ada perasaan yang menggelikan dan mengganjal dalam hati. Meskipun ia telah tahu tingkah laku ayahnya, nabi Ibrahim tidak pernah mengikutinya. Sebab sudah diberi sinar keimanan dari Allah.

7. Seruan Ibrahim Kepada Ayahnya
Karena nabi Ibrahim merupakah pilihan Allah, maka tidak heran jika ia enggan mengikuti ajakan ayahnya. Sebab hal ini bertentangan dengan hati hari nuraninya. Setiap ayahnya mengajak pemujaan bersama di depan patung, nabi Ibrahim menolaknya dengan alasan-alasan yang masuk akal.

Suatu ketika ayahnya mengajak pemujaan besama dengan alasan untuk keluarga. Namun nabi Ibrahim selalu menolaknya sehingga ayahnya bertanya.

" Wahai anakku, mengapa engkau tidak mau mengikuti perintahku untuk pemujaan bersama ?, "kata ayahnya yang sudah kesal dengan sikap nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim menjawab dengan alasan yang sangat mengejutkan kedua orang tuanya. "Aku tidak mau menyembah pada patung batu yang ayah buat. Sebab patung itu tidak dapat mendatangkan keselamatan, "jawab Ibrahim dengan penuh keyakinan. Mendengar jawaban yang meluncur dari mulut anaknya, sang ayahnya tersentak kaget. Sebab ia tidak. menyangka akan mendapat jawaban seperti itu.

Lalu berkatalah ayahnya, "Wahai Ibrahim, mengapa kau berkata demikian, janganlah kau ulangi lagi. Sebab aku takut kau mendapat murkanya !, "kata ayahnya yang kemudian menyembah patung kembali karena takut mendapat kutukan berhala.

Setelah kejadian itu, ayahnya tidak mau lagi mengajak nabi Ibrahim untuk pemujaan bersama. la tidak mau perduli lagi dengan anaknya, sebab semua ajakannya tidak diperhatikan sama sekali. Meskipun demikian ia tidak sampai hati juga. Nabi Ibrahim tetap tinggal di rumah orang tuanya meskipun tidak mau diajak memuja patung batu itu.

Suatu hari nabi Ibrahim memberanikan diri untuk mengajak pada jalan kebenaran. Sebab ia tahu bahwa jalan yang telah ditunjukkan Allah adalah rnenuju ke syurga.

" Wahai ayah, mengapa engkau menyembah benda mati yang tidak dapat mendengar, buta dan bisu itu !, "kata nabi Ibrahim mulai mempengaruhi ayahnya. Perkataan ini sudah direncanakan sejak lama dan menggunakan akal pikiran waras. Namun apa jawaban ayahnya.

" Wahai Ibrahim, jika kamu tidak mau menyembah tuhan kita janganlah menghina seperti itu. Apakah kamu belum tahu bahwa tuhan itu adalah sesembahan nenek moyang kita. Aku khawatir akan mendapat murkanya, "kata ayahnya agak tersinggung dengan ucapan nabi Ibrahim yang bernada menghina tuhannya. " Oh ayah, janganlah menyembah benda itu. Sembahlah Al­lah yang telah menjadikan langit dan bumi ini. Sebab hanya Allah yang patut disembah dan dipuja. Hanya Allah yang dapat memberi pertolongan kepada kita, "kata nabi Ibrahim sejurus kemudian. Namun ayahnya yang sudah tertutup hatinya dan jauh dari kebenaran tidak mau mendengarkan ucapan nabi Ibrahim. Sebab jika didengarkan hanya akan menyakitkan hatinya saja. Sambil berkata ia berkata:

" Wahai Ibrahim, aku telah mengatakan kepadamu berulang-kali, janganlah kau menghina tuhan-tuhan itu. Jika kau tidak rnenghentikan ucapanmu niscaya aku akan menyakiti, "kata ayahnya dengan nada mengancam.

Mendapat ancaman dari ayahnya seperti itu, nabi Ibrahim hanya memintakan ampun kepada Allah Ta'ala. la memintakan ampunan ayahnya, Sebagai kekasih Allah ia tidak memiliki rasa dendam. Ancaman seperti itu tidak menggoyahkan imannya kepada Allah, la berusaha untuk meyakinkan orang tuanya bahwa dirinya adalah utusan Allah.

Berbagai cara dan kata-kata manis ditujukan pada ayahnya agar mau meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Namun usahanya sia-sia belaka.

Karena semua usaha untuk menyadarkan ayahnya agar kembali pada jalan yang benar dan mengikuti ajakannya tidak ditangapi ia tidak sakit hati. Sehingga pada suatu hari ia disuruh ayahnya untuk menjual patung yang baru selesai dibuat. Aneh sekali kedengarannya cara nabi Ibrahim menawarkan patung itu. " Patung-patung, siapa yang mau membeli patung untuk disembah sedangkan ia tidak dapat melihat, tuli dan bisu. Patung ini tidak pantas disembah sebab tidak dapat menolong penyembahnya, "teriaknya setelah memiliki patung dan menawarkannya. Orang-orang yang mendengarnya segera menolehkan kepalanya. 

Pandangan mereka tertuju pada pemuda yang gagah dan memikul patung. Meskipun demikian nabi Ibrahim tetap menjajakan patung itu dengan mengatakan bahwa patung itu tidak patut disembah dan dipuja.
Nabi Ibrahim tidak perduli dengan pandangan semua orang yang melihatnya, dengan penuh keheranan. la tetap berteriak dengan menghina tuhan mereka. Hal ini membuat orang-orang yang biasanya menyembah berhala tersinggung sebab tuhan mereka dihina dihadapannya. Namun untuk melakukan sesuatu pada nabi Ibrahim tidak berani, sehingga mereka melaporkan pada ayahnya.

" Wahai Ibrahim, sungguh kau keterlaluan, lihatlah semua langgananku tidak ada yang beli. Mereka mengatakan kau telah menghina tuhannya. Apa maksudmu semua ini. Dan lihatlah berapa kerugianku, "kata ayahnya dengan nada tinggi, begitu nabi Ibrahim telah berada di rumah dan masih memikul patung batu itu.

" Wahai ayah, bukankah aku menawarkan dengan benar. Apakah patung ini dapat berbicara, melihat dan mendengar. Mana mungkin ia akan menolong penyembahnya, "kata ibrahim dengan mantap. Mendengar jawaban itu, ayahnya naik pitam.

" Ibrahim, hentikan segala ocehanmu. Aku tidak mau mendengarkan lagi. Jika kau tetap menghina tuhanku niscaya aku akan merajammu atau lebih baik engkau pergi meninggalkan aku dan carilah kehidupanmu sendiri, "kata ayahnya marah sebab tuhannya telah dihina oleh Ibrahim.

Sebelum pergi nabi Ibrahim tetap memperingatkan ayahnya. la berjanji pada ayahnya akan memintakan ampun pada Allah. Sesuai dengan janjinya maka nabi Ibrahim berdoa sebab hanya dengan doa itulah merupakan bebannya sebab anak dan balas budi pada orang tuanya.

Doa nabi Ibrahim telah diabadikan Allah pada Al Qur'an surat At-Taubah ayat 114 yang berbunyi :

Surat At Taubah ayat 114

Artinya: " Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk ayahnya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu musuh Allah, maka Ibrahim berlepas daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah orang yang sangat berlembut dan penyantun". (At Taubah: 114)

Setelah mendapat firman dari Allah bahwa orang tuanya (ayahnya) bukanlah orang beriman dan termasuk musuh Allah, maka nabi Ibrahim tidak lagi berdoa untuk ayahnya. Dengan izin Allah maka nabi Ibrahim meninggalkan orang tuanya. Kepergian ini bukannya takut ancaman ayahnya, namun menghindari kemusrikan yang ada di dalam rumahnya.

8. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Setelah ia pergi meninggalkan rumah, dia berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan pengikut. Sebab semenjak berada di dalam goa dan berada-di perkampungan belum pernah melakukan dakwah selain kepada ayahnya. Namun ayahnya tidak mau menerima ajaran Nabi Ibrahim.

Dengan bimbingan Allah, maka timbul niatnya untuk menghancurkan berhala secara besar-besaran. Sebab dengan demikian ia dapat berhadapan dengan raja Namrudz dan sekaligus berdebat mengenai kebenaran. Sehingga raja Namrudz dapat dipermalukan di depan rakyatnya jika tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukannya kelak.

Namun rencana itu dipendamnya dalam hati sampai beberapa hari lamanya sebab menunggu kesempatan yang baik. Nabi Ibrahim mengetahui bahwa pada hari-hari tertentu penduduk kota meninggalkan rumahnya guna berburu. Perburuan yang dilakukan seluruh penduduk kota itu adalah untuk memperingati suatu perayaan. Hasil perburuan itu untuk pesta pora.

Sambil menunggu kesempatan yang baik, nabi Ibrahim tak henti-hentinya berdoa agar diberi kekuatan batin dalam menghadapi orang-orang kafir, dan agar dibimbing jalan pikirannya sehingga segala ucapan dan tindakannya selalu mendapat lindungan Allah.

Akhirnya datanglah hari-hari yang ditunggu-tunggu itu. Semua penduduk kota tidak ada yang ketinggalan pergi ke hutan untuk berburu. Sebelum pergi mereka menaruh makanan yang nikmat dihadapan berhala di rumah lapang. Pada tanah lapang tersebut terdapat ratusan berhala mulai yang berukuran kecil sampai pal­ing besar. Bagi berhala besar adalah untuk penyembahan raja sedangkan yang kecil untuk rakyatnya. Hal ini diintai oleh Nabi Ibrahim dari kejauhan.

Pemandangan yang menggelikan hati nabi Ibrahim sebab berhala yang disembah itu hanya terdiam saja. Dan sesudah menaruh makanan mereka juga menyembah sekali lagi.

Berkatalah raja Namrudz pada berhala yang disembahnya : " Wahai tuhan kami, berikanlah rejeki bagi kami dan selamatkanlah perjalanan kami untuk berburu, "kata raja Namrudz meninggalkan sanggar pemujaan satu persatu dengan tertib.

Setelah raja Namrudz dan rakyatnya pergi barulah nabi Ibrahim mendatangi tanah lapang itu. la sangat benci melihat semua makanan yang enak-enak ditaruh dihadapan berhala-berhala itu.

" Apakah kamu tidak mau makanan yang dihidangkan kepadamu hai dungu ! "kata nabi Ibrahim sendirian. Tujuan pertanyaan ini ialah pada berhala. Namun yang namanya batu 


…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Keempat

0 comments

Post a Comment

Dilarang berkomentar SARA :)