Thursday, November 21, 2013

Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Keempat

Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Ibrahim AS - jika diapa-apakan pasti diam. Begitu pula ketika ditanya nabi Ibrahim. Kemudian nabi Ibrahim meneruskan pertanyaannya : Kenapa kamu diam seperti bisu. Karena yang ditanya tidak menjawab, maka nabi Ibrahim tertawa sendiri. Sebab batu yang merupakan berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa. 

Nabi Ibrahim mengeluarkan kapaknya. Lalu dipukuli seluruh berhala yang ada disitu. Karena nabi Ibrahim merupakan kekasih Allah, maka dalam pelaksanaannya tidaklah sulit. Semua berhala yang jumlahnya tak sedikit itu dihancurkan dalam waktu singkat. Hanya berhala paling besar yang tidak dihancurkan. Kemudian kapaknya ditaruh pada berhala yang paling besar. Sehingga seolah-olah berhala itu yang menghancurkan berhala kecil lainnya. Nabi Ibrahim keluar dengan tenang sebab semua penduduk kota tidak ada yang di rumah. la segera meninggalkan tanah lapang itu. 

Sesudah seharian berburu raja Namrudz beserta pengawal dan rakyatnya pulang, maka masuklah ke dalam tanah lapang untuk mengadakan pemujaan tanda syukurnya. Sekonyong-konyong mereka terkejut ketika melihat sesembahannya tidak ada yang utuh lagi. Semua bertanya-tanya dalam hati. Raja Namrudz segera menanyakan pada pengawal dan rakyatnya. 

" Wahai rakyatku, siapa yang berani melakukan pekerjaan sekeji ini ?, "tanya raja Namrudz rasa geram. Namun tidak ada satupun yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Rakyatpun saling menanyakan siapa pelaku kerusakan ini. 

Setelah agak lama mereka terdiam maka satu orang menjawab dengan suara gugup. Sebab ia takut salah dengan ucapannya itu sehingga mengakibatkan kemarahan raja tambah menjadi. 

" Ampun paduka, saya kira Ibrahim yang melakukan semua ini, sebab hanya dia yang tidak keluar kota ikut berburu dengan kita, "kata orang itu kemudian duduk kembali setelah menghaturkan sembahnya. Orang-orang lainnya mengiyakan saja atas jawaban temannya. 

" Apakah kamu tahu dengan mata kepalamu sendiri bahwa yang melakukan ini Ibrahim, "tanya raja Namrudz. Orang yang memberi jawaban tadi tertunduk sebentar kemudian menjawab. 

" Ampun paduka, hamba tidak melihat sendiri. Namun menurut penilaian hamba yang melakukan semua ini tidak lain adalah Ibrahim. Sebab dari dulu ia tidak suka menyembah tuhan kita, "kata orang itu dan segera duduk kembali. Kemudian raja Namrudz segera memerintahkan pengawal dan beberapa prajuritnya untuk mencari nabi Ibrahim lalu menangkapnya. 

Dengan dibantu beberapa orang yang sudah mengenal nabi Ibrahim, maka prajurit yang disuruh oleh raja Namrudz segera berangkat meninggalkan altar pemujaan. Tidak begitu lama kemudian mereka kembali dengan tangan hampa. 

" Ampun yang mulia, kami tak berhasil membawa Ibrahim, sebab kami tidak dapat menemukannya, "kata prajurit dengan suara gugup. Mendengar hal itu raja Namrudz jadi murka. la segera memerintahkan beberapa prajurit lagi. Sekaligus menyuruh menggeledah rumah penduduk. 

" Beritahu semua penduduk, barang siapa menyembunyikan Ibrahim akan mendapat hukuman berat. Untuk itu segera di laksanakan perintahku ini, "titah raja Namrudz pada beberapa prajurit. Setelah semua prajurit itu menyembah barulah meninggalkan altar pemujaan. Tampaknya raja Namrudz marah sekali, mukanya yang merah padam. 

Para prajurit segera menggeledah rumah-rumah penduduk dan mengumumkan penangkapan nabi Ibrahim. Mereka juga menyampaikan amanat rajanya yaitu jika kedapatan penduduk menyembunyikan nabi Ibrahim akan mendapat hukuman. Dengan adanya ancaman itu, semua penduduk tidak mau menampung nabi Ibrahim sehingga dengan mudah ditangkap prajurit. 

Nabi Ibrahim tidak menghiraukan penangkapan itu. Dia tidak berkata apa-apa ketika menuju altar perjamuan dan pemujaan. Dari raut mukanya tidak menampakkan rasa takut atau khawatir. 

Sesampai di altar penyembahan, Ibrahim dihadapkan pada raja Namrudz dan rakyatnya. Rakyat sejak tadi merasa geram ingin melukai nabi Ibrahim namun semua itu tidak sampai terjadi. Nabi Ibrahim kelihatanya tenang menghadapi orang-orang kalap dan raja Namrudz. Nabi Ibrahim melangkah dengan tenang seolah-olah dia tidak mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Melihat tingkah laku nabi Ibrahim seperli ini, raja Namrudz jadi gusar. Sebab jika orang yang bersalah dihadapkan pada raja atau orang lain biasanya
akan ketakutan, namun nabi Ibrahim masih kelihatan tenang. 

9. Perdebatan Nabi Ibrahim Dengan Raja Namrudz
Meskipun raja Namrudz gusar, namun tidak diperlihatkan juga. la menjaga kewibawaan sebagai seorang raja di mata rakyat. Sedangkan rakyat yang berkumpul berteriak menghina nabi Ibrahim. 

" Ibrahim seorang pengkhianat! Tidak pantas jika ia hidup saat ini, "teriak masa yang telah memadati altar pemujaan. Meskipun mendapat teriakan seperti ini, nabi Ibrahim masih memperlihatkan ketenangan. 

" Wahai rakyatku, hentikan teriakan kalian. Sebab aku akan menanyakannya secara langsung pada Ibrahim, "titah raja Namrudz yang menyuruh rakyatnya berhenti mencaci nabi Ibrahim. Karena rajanya berkata demikian, maka masa segera menghentikan teriakkanya. 

" Benarkah kau bernama Ibrahim ?, "tanya raja Namrudz setelah masa tenang kembali. Nabi Ibrahim hanya menganggukan kepalanya saja. Meiihat anggukan ini, raja Namrudz bertanya sekali lagi. 

" Benarkah namamu Ibrahim ?, "tanya raja itu sekali lagi. Kali ini Ibrahim menjawab dengan suara datar. Katanya : "Kalau memang benar, mengapa aku dibawa kesini, hai raja. Raja Namrudz itu kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian ia bertanya lagi: "Apakah sewaktu semua penduduk kota pergi berburu engkau tidak ikut ? Nabi Ibrahim sudah mengetahui arah pembicaraan itu. Kemudian ia menjawab dengan jujur. Katanya: "Aku memang tidak mengikuti perburuan itu sebab badanku sakit, "jawab nabi Ibrahim. 

Mengapa kau berbohong pada aku, rajamu, "tanya raja Namrudz, sebab jawaban yang diberikan nabi Ibrahim tidak memuaskan hatinya. Setelah menata duduknya, nabi Ibrahim pun menjawab. 

" Engkau bukan rajaku, untuk itulah aku tidak mau berburu yang hanya dibuat foya-foya, "kata Ibrahim menyahuti perkataan raja Namrudz. la tampak senang sekali meskipun jawaban itu sangat menusuk hati raja Namrudz. 

Mendengar ucapan nabi Ibrahim yang demikian itu, kontan raja Namrudz naik pitam. Namun kemarahannya masih dipendam dalam hati agar rakyat tidak mengetahuinya. Hal ini bertujuan agar rakyat tidak segera menghukum nabi Ibrahim dengan semaunya. 

" Wahai Ibrahim, apakah kamu tahu orang yang melakukan perbuatan ini ?, "tanya raja Namrudz sambil menunjuk ke arah berhala-berhala yang sudah tidak beraturan itu. Dalam hati nabi Ibrahim yang merasa geli mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan inilah yang sebenarnya ditunggu-tunggu. Sebab dengan demikian ia dapat mendebat raja Namrudz dengan kata-kata yang masuk akal. 

" Sebenarnya aku tidak mengetahui orang yang berbuat ini, "jawab nabi Ibrahim. Raja Namrudz tidak puas dengan jawaban itu dan terus bertanya. 

" Kata beberapa orang, kaulah yang menghancurkan tuhan-tuhan itu. Mengapa kau lakukan perbuatan itu hai Ibrahim ?, "bentak raja Namrudz dengan geram sebab ia merasa dipermainkan. Nabi Ibrahim hanya tersenyum mendengar bentakan itu. 

" Mengapa engkau percaya kepada fitnah orang ?, "kata nabi Ibrahim menimpali perkataan raja Namrudz. Nabi Ibrahim kini berada dalam posisi tepat. Dengan ucapan-ucapan yang pendek namun menyakitkan hati akan membuat raja Namrudz marah sehingga pertanyaannya semakin tidak terarah. 

" Wahai Ibrahim, seandainya aku tahu dengan mata kepalaku sendiri, sudah tentu kutangkap dengan tanganku, "ujar raja Namrudz agak kesal. Sebenarnya ia ingin mengorek pengakuan dari nabi Ibrahim sebisanya, namun usaha itu masih sia-sia. Perdebatan ini hingga berlangsung lama dan belum menemukan siapa yang melakukan penghancuran berhala-berhala itu 

Karena waktunya sudah sore, maka perdebatan itu ditutup. Meskipun demikian nabi Ibrahim tidak dapat bebas, sebab ia dibawa ke istana untuk menghadap sidang esok hari. la dijebloskan dalam tahanan. Semalam ia tidak dapat memejamkan matanya, sebab ia berdoa agar Tuhannya membuka jalan pikiran sehingga dapat mematahkan semua tuduhan. Dengan demikian ia akan mendapatkan pengikutnya.
Keesokan harinya rakyat sudah berkumpul di tempat persidangan guna mendengarkan perdebatan nabi Ibrahim dengan raja Namrudz. Di tempat itu telah duduk raja Namrudz dengan pakaian kebesarannya dan dikawal beberapa prajurit. Tidak lama kemudian nabi Ibrahim digiring masuk. 

" Wahai Ibrahim aku ingin pengakuanmu yang sebenamya, "kata raja Namrudz membuka sidang. Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya saja. 

" Jika engkau tidak mengakui perbuatanmu, niscaya aku akan menghukummu lebih berat lagi, "tambah sang raja. Meskipun demikian nabi Ibrahim duduk dengan tenangnya. Sebab semua jawaban yang akan dilontarkan merupakan ajakan sekaligus menurunkan derajat raja Namrudz. Boleh dikatakan jawaban yang akan diberikan adalah jawaban yang masuk akal. la ingin mendengarkan pertanyaan raja Namrudz terlebih dahulu meskipun sebelumnya sudah ditanyakan kepadanya. 

" Mengapa engkau menanyakan kepadaku, cobalah kau kembali ke altar penyembahan dan tanyakan pada berhala yang masih berdiri itu, "kata nabi Ibrahim membuka jawabannya. Mendengar jawaban ini tentu saja raja Namrudz merasa dipermainkan nabi Ibrahim. Hal ini membuat kemarahannya mulai menjalar pada tubuhnya. 

" Janganlah engkau permainkan aku dengan jawabanmu yang tidak masuk akal itu, "sela raja Namrudz dengan rasa geram. Mendengar perkataan demikian membuat nabi Ibrahim sejenak terdiam. Sebab kata-kata itulah yang ditunggu sejak kemarin. 

" Bila berhala yang memegang kapak dan masih berdiri angkuh itu adalah pelakunya. Mungkin ia marah sebab perjamuan yang kalian berikan tidak sesuai dengan seleranya, "kata nabi Ibrahim dengan suara mantap. Dikeraskan suaranya agar masa yang memadati ruangan itu mendengar semuanya. 

" Kau kira aku ini bodoh dan tolol. Mana mungkin batu dapat menjawab semua pertanyaanku seperti yang kau utarakan padaku, "kata raja Namrudz yang mulai marah, sebab semua jawaban yang diberikan Ibrahim mulai memojokkannya. 

" Sebenarnya engkau dan rakyatmu sangatlah bodoh. Sebab batu yang bisu, tuli dan buta itu sejak dulu kau sembah. Kini engkau baru mengetahuinya. Untuk itu sembahlah Allah yang menciptakan diri kita ini, "kata nabi Ibrahim, Hal ini merupakan angin segar baginya sebab semua pertanyaan raja Namrudz mengarah pada berhala itu. 

" Wahai Ibrahim, sejak dahulu kami mengetahui, bahwa tuhan-tuhan itu tidak dapat mendengar, menjawab, dan melihat. Namun semua ini kami lakukan karena ia merupakan sesembahan bapak-bapak kami, "kata raja Namrudz yang tidak kalah lantangnya. 

" Kalau engkau dan rakyat sudah mengetahui demikian, mengapa tidak meninggalkan batu-batu itu dan menyembah pada Allah, bermunajat pada Allah dan meminta pertolongan pada Al­lah. Mengapa kalian masih menyembah batu-batu yang tidak lebih dari gunung itu ? "kata nabi Ibrahim yang berusaha mengajak Narfirudz dan rakyatnya untuk mengikuti seruannya. 

" Aku tidak mengerti dengan semua ucapanmu yang selalu mengandalkan nama Allah. Siapa sebenarnya Allah itu ? "tanya raja Namrudz sejurus kemudian. 

" Allah adalah Tuhan yang patut disembah dan dipuja. Sebab la yang menciptakan langit, bumi, tanaman dan binatang bahkan kita semua. Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan makhluk, "kata nabi Ibrahim menerangkan. Demi mendengar iawaban.itu, raja Namrudz tertawa. Sebab menurut dia bukan Allah yang menghidupkan dan mematikan. 

" Apa kau kira aku tidak bisa menghidupkan dan mematikan rakyatku, bahkan semua makhluk ini ? "kata raja dengan congkaknya. 

" Wahai Namrudz, kita semua dapat membunuh menurut…
  

…….Untuk melanjutkan membaca silahkan kunjungi “ Kisah Nabi Ibrahim AS bag. Kelima

0 comments

Post a Comment

Dilarang berkomentar SARA :)