Tuesday, December 27, 2016

Penemuan Bangunan Tua zaman Nabi Nuh di Dasar Laut Hitam

Sebenarnya, bukan hanya penemuan di Gunung Ararat yang menghebohkan. Penemuan lain terkait Nabi Nuh juga ditemukan di dasar Laut Hitam. Sebagaimana diberitakan oleh banyak media di Eropa, sekelompok peneliti asal Inggris yang dipimpin oleh Dr.Robert Ballard (penemu bangkai kapal Titanic) telah berhasil menemukan sebuah bangunan tua yang diperkirakan berusia 7.500 tahun lalu (5000 SM) di dasar Laut Hitam, di dekat pantai Turki.

Dalam sebuah artikel di National Geographic Society bertajuk "Research Ship Northern Horizon", Ballard menyatakan bahwa penemuan itu sangat menakjubkan. Mereka memperkirakan, bangunan tua itu dahulunya adalah sebuah perkampungan yang tenggelam akibat banjir besar yang terjadi di zaman Nabi Nuh.

Selain penemuan bangunan oleh Ballard, seorang ilmuwan asal Inggris, Dr. Dan Parsons, yang pemimpin tim peneliti dari Sekolah Tinggi llmu Bumi dan Lingkungan, Universitas Leeds, menemukan sebuah sungai raksasa di kedalaman Laut Hitam. Penemuan tersebut menggunakan kapal selam robot untuk memindai dasar laut yang ada di dekat Turki.

Dari penelitian tersebut, Parsons dan timnya berhasil menemukan sebuah sungai yang sangat lebar di kedalaman Laut Hitam. Sungai itu terletak di Selat Bosporus yang mengalir dari Mediterania ke Laut Hitam. Aliran air sungai bawah tanah itu disebabkan oleh perbedaan kadar garam. Sungai yang ditemukan di dasar Laut Hitam itu memiliki kedalaman 115 kaki dan lebarnya lebih dari setengah mil. Sungai yang ditemukan di bawah Laut Hitam itu juga memiliki saluran sebagaimana sungai yang ada di daratan, seperti anak sungai, dataran banjir, aliran deras air, bahkan air terjun. Jika berada di daratan, para ilmuwan memperkirakan perairan yang ditemukan di Laut Hitam adalah sungai keenam terbesar di dunia dalam hal jumlah air yang mengalir.
Penemuan Bangunan Tua zaman Nabi Nuh di Dasar Laut Hitam


Kepada Sunday Telegraph, Dan Parsons, menjelaskan bahwa air sungai bawah laut itu memiliki kepadatan dibandingkan sungai lainnya. Menurutnya, kepadatan air di dasar bawah Laut Hitam tersebut lebih padat daripada air laut di sekitarnya karena memiliki kadar garam yang lebih tinggi serta membawa begitu banyak sedimen.

Dalam penjelasannya yang dimuat Daily Mail, edisi Ahad, 01 Agustus 2010, Parsons memperkirakan bahwa air asin dan sedimen yang ada di sungai bawah laut itu 350 kali lebih besar dibandingkan Sungai Thmaes di Inggris. la juga menjelaskan bahwa sungai itu mengalir dari laut dan keluar melalui daratan abisal, seperti halnya sungai di darat. la juga menambahkan, sungai bawah tanah di dasar Laut Hitam itu mengalir dengan kecepatan sekitar 4 mil per jam, mengalirkan 22.000 m² air per detik. Atau, 10 kali lebih besar daripada sungai terbesar di Eropa, Rhine.

0 comments

Post a Comment

Dilarang berkomentar SARA :)