Tuesday, March 28, 2017

Kisah Nabi Ismail As. dan Munculnya air Zamzam

Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim dari istri kedua, yaitu Siti Hajar. Awalnya, Siti Hajar adalah budak kecil Raja Mesir yang diberikan kepada Siti Sarah, yang setelah besar dijadikan istri oleh Nabi Ibrahim. Pada saat itu, istrinya yang pertama, yaitu Siti Sarah, sedari muda sudah mandul. Siti Sarah baru memperoleh keturunan setelah usianya sudah agak lanjut. la dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ishaq.

Kehidupan rumah tangga Nabi Ibrahim kurang harmonis setelah Siti Hajar melahirkan putra pertama Nabi Ibrahim. Rupanya, Siti Sarah kurang senang apabila selalu berdekatan dengan madunya, seperti halnya watak wanita pada umumnya, apalagi madunya itu sudah mempunyai anak, sedangkan ia sendiri masih belum.

Untuk menghindari ketidaknyamanan dalam keluarganya, kemudian Nabi Ibrahim membawa pindah Siti Hajar bersama bayinya, Ismail, ke Makkah, yang saat itu masih berupa lautan padang pasir dan belum ada seorang manusia pun di sana. Hal ini dikisahkan dalam al-Qur'an berikut:

QS Ibrahim 37
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku dilembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim [14]: 37)

Setelah itu, Nabi Ibrahim kembali ke istrinya yang pertama,yaitu Siti Sarah di negeri Syam. Sementara itu, Siti Hajar dan bayinya tinggal di kota Makkah yang tidak berpenghuni. Karena kondisi Makkah yang sangat panas dan merupakan padang yang tandus, Siti Hajar pun mulai kehabisan air. la merasa sangat haus. Akibatnya, air susunya pun semakin berkurang, sehingga bayinya (Ismail) ikut menderita karena kekurangan air susu. la pun terus menangis.

Karena panik dan bingung, Siti Hajar berusaha mencari air ke mana-mana. Di kejauhan, ia seperti melihat adanya air. Namun, setelah mondar-mandir antara Bukit Shafa dan Marwa, ia tetap tidak memperoleh air yang dicari. Hingga sekarang, peristiwa tersebut dijadikan sebagai salah satu rukun ibadah haji, yaitu Sa'i (pulang balik antara Bukit Shafa dan Marwa) sebanyak tujuh kali, dengan membacakan nama kebesaran Allah, menyucikan dan mengagungkan-Nya.

Setelah cukup lama Siti Hajar bolak-balik mencari air, lalu ia mendengar suara (suara Jibril) yang membawa dan menunjukkan Siti Hajar ke suatu tempat. Di sana, dihentakkan kakinya ke bumi, maka terpancarlah mata air yang sangat jernih dari dalamnya. Hajar pun dengan segera mengambil air tersebut untuk memberi minum kepada si buah hati, Ismail.

Awalnya, mata air itu meluap ke mana-mana, kemudian malaikat berkata, "Zamzam," yang artinya (berkumpullah). Kemudian, mata air itu pun berkumpul. Dan, sampai sekarang, mata air itu dinamakan sebagai air zamzam.

Dengan segala kekuasaan dan keagungan-Nya, Allah Swt. menjadikan air zamzam sebagai rahmat kepada Siti Hajar dan Ismail. Bahkan, air yang dianggap sebagai air yang paling baik di dunia ini tidak pernah kering sampai sekarang, walaupun setiap hari dipergunakan oleh banyak manusia yang mengambilnya.

Sumur Zamzam
Sumur Zamzam

Beberapa tahun setelah Siti Hajar dan Ismail ditinggalkan di gurun Arab tersebut, Ibrahim kembali ke Makkah untuk menemui istri dan anaknya. Alangkah terkejutnya beliau ketika melihat tempat itu sudah menjadi sebuah desa yang subur dan makmur, sedangkan Siti Hajar hidup bahagia bersama putranya Ismail. Siti Hajar menceritakan semua kejadian yang dialaminya selama ditinggal oleh suaminya. Mendengar cerita sang istri, Nabi Ibrahim sangat bersyukur dan memuji kebesaran Allah Swt. yang telah mengabulkan doanya ketika meninggalkan istri dan putranya.

0 comments

Post a Comment

Dilarang berkomentar SARA :)