Nabi Yusuf adalah nabi keturunan Israil, atau sering disebut sebagai Bani Israil. Sebab, Israil adalah nama lain dari Nabi Ya'qub yang mempunyai anak sebanyak 12 orang. Kedua belas orang inilah yang kelak menjadi 12 suku dalam Bani Israil pada zaman Nabi Musa.
Sejak kecil, Nabi Yusuf sudah mendapatkan ujian yang sangat berat. Karena merasa Yusuf diperlakukan istimewa oleh sang ayah, saudara-saudaranya yang lain merasa iri. Yusuf sering diperlakukan semena-mena. Bahkan, akhirnya, saudara-saudaranya membuang Yusuf ke sebuah sumur di kawasan Sinai.
Namun, Allah Swt. menyelamatkan Yusuf. la ditemukan oleh seorang pedagang karavan dari negeri Madyan yang sedang lewat di daerah itu untuk mengambil air di sumur. Lantas, Yusuf dibawanya untuk dijual di negeri Mesir, tepatnya di kota Fayoum. Saat itu, kota Fayoum merupakan kawasan yang menjadi tempat pemberhentian para pedagang karavan dari berbagai negara di sekitar Mesir.
Di Fayoum itulah, Yusuf dibeli oleh seorang pembesar bernama Potiphar, orang Hyksos yang dekat dengan keluarga istana. Namun, malang bagi Yusuf, istri Potiphar menyebabkan Yusuf dipenjara
dengan tuduhan hendak memperkosanya. Padahal, yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya. Wanita yang di dalam al-Qur'an dikenal dengan nama Zulaikha ini sebenarnya yang membujuk Yusuf untuk berlaku serong. Rupanya, ia terpesona pada ketampanan Yusuf, namun Yusuf menolaknya dan berlari keluar ruangan. Celakanya, di depan pintu itu, ada sang suami. Dan, ia lebih percaya kepada istrinya daripada Yusuf. Maka, Yusuf pun masuk penjara tanpa proses pengadilan.
Akibat peristiwa tersebut, Yusuf harus mendekam di penjara selama 7 tahun. Akan tetapi, justru dari penjara inilah ia memperoleh ilmu hikmah untuk menakwilkan mimpi, yang kelak mengantarkannya menjadi orang kepercayaan Raja Mesir.
Sebagaimana dikisahkan dalam banyak riwayat, saat itu, Raja Mesir (Amenhotep IV, 1353 SM, dinasti ke-18) bermimpi ada tujuh ekor sapi kurus yang memakan tujuh tangkai padi yang gemuk. Sang Raja memerintahkan para pendeta pagan yang ada di Istana menafsirkan mimpinya, namun tidak ada yang mampu menakwilkan mimpi sang raja.
Melalui informasi beberapa orang dekatnya, sang Raja mengetahui bahwa Yusuf bisa menafsirkan mimpinya. Ternyata, atas kuasa Allah Swt, Yusuf bisa memberikan makna yang tepat tentang mimpi sang Raja itu. Yusuf mengatakan bahwa Mesir akan mengalami masa paceklik selama 7 tahun, setelah masa panen raya selama 7 tahun. Kemudian, Yusuf meminta kepada sang Raja agar dijadikan pemimpin untuk mengelola hasil bumi di kerajaan tersebut. Al-Qur'an mengisahkan kejadian ini sebagaimana berikut:
"Berkata Yusuf, 'Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya, aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan." (QS.Yusuf [12]:55)
Sang Raja mengabulkan permintaan Yusuf. Maka, atas bimbingan Allah Swt, Yusuf membangun kota Fayoum menjadi kota yang subur. Kesuburan kota ini, masih bisa kita saksikan hingga sekarang.
Kemakmuran kota Fayoum masih terlihat dengan jelas hingga saat ini. Kota ini merupakan suatu wilayah yang berselang-seling antara pertanian dan gurun, yang terletak sekitar 100 km dari Kairo.
Menurut catatan sejarah, Fayoum merupakan kota yang dibangun 2000 tahun SM. Di kota ini, terdapat peninggalan sistem pertanian pertama di dunia, dan sekarang masuk dalam warisan dunia oleh PBB. Rakyat Mesir percaya bahwa orang yang menemukan sistem pertanian tersebut adalah Nabi Yusuf.
Di kota Fayoum, terdapat sebuah kanal besar yang bersumber dari Sungai Nil sebagai aliran utamanya. Kanal ini dikenal sebagai Bahr Yusuf, alias Sungai Nabi Yusuf. Sebenarnya, bukan hanya kanal tersebut yang mengairi kawasan Fayoum, melainkan ada lagi dua kanal yang mengapit tepi-tepi kota Fayoum, yang bersumber dari sungai Nil. Menurut kepercayaan masyarakat Mesir, kanal-kanal inilah yang merupakan peninggalan Nabi Yusuf, yang hidup pada Zaman Pertengahan, Kerajaan Mesir Kuno, yaitu sekitar abad 17 SM.
Kincir yang dipercaya sebagai hasil karya Nabi Yusuf di kota Fayoum |
Mimpi Raja Mesir menjadi kenyataan. Ketika itu, sebagian besar kawasan Timur Tengah dilanda musim kering berkepanjangan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Nabi Yusuf pun dipercaya untuk mengatasi musim kering yang melanda selama 7 tahun berturut-turut. Untuk mengatasi musim paceklik ini, Nabi Yusuf membangun kota Fayoum untuk dijadikan lumbung makanan bagi negeri Mesir dan sekitarnya. Dan, selama 7 tahun menjelang datangnya musim paceklik itu, ia berhasil menumpuk makanan sebanyak-banyaknya dari hasil pertanian di kota Fayoum. Hasil kerja selama 7 tahun berhasil mengatasi paceklik selama 7 tahun berikutnya.
Kesejahteraan dan kemakmuran kota Fayoum juga dirasakan oleh penduduk negeri-negeri di sekitar Mesir. Di antaranya adalah Bani Israil yang tinggal di kawasan Palestina. Sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur'an, saudara-saudara Yusuf juga berdatangan ke Mesir untuk meminta bantuan makanan, dan mereka membawanya pulang ke Palestina, yang berjarak ratusan kilometer dari kota Fayoum.
Setelah saudara-saudaranya mengetahui bahwa Yusuf yang menjadi pembesar di kota Mesir, maka serombongan besar keluarga Nabi Ya'qub juga hijrah dan menetap di Mesir. Keluarga inilah yang kemudian menjadi cikal bakal bangsa Yahudi di Mesir. Dalam penelitian arkeologi modern, juga telah dibuktikan bahwa kawasan Fayoum ternyata pernah menjadi pemukiman bangsa Yahudi.
Nama "Fayoum" berasal dari bahasa Koptik, yaitu bahasa Mesir Kuno, yang sudah bercampur dengan bahasa Yunani: Phyom atau Pa-youm, yang bermakna danau atau laut. Penamaan kota ini karena di kawasan Fayoum memang terdapat danau cukup besar yang terbentuk sejak berabad silam. Danau tersebut memiliki ketinggian 45 meter di bawah laut. Sehingga, sulit menggunakan air danau untuk mengairi kawasan yang lebih tinggi di sekitarnya.
Lantas, bagaimana cara Nabi Yusuf mengalirkan air untuk mengairi daerah Fayoum yang posisinya lebih tinggi dari danau?
Di sinilah kecerdasan seorang Nabi Yusuf. la mengalirkan air dari sungai Nil yang berjarak sekitar 100 km ke danau itu. Ada beberapa kanal yang dilewatkan daerah pertanian seluas 340.000 ha di kota Fayoum. Untuk meratakan distribusi irigasinya, Nabi Yusuf menggunakan teknik kincir air. Ada ratusan kincir air yang dipakai oleh penduduk kota Fayoum hingga sekarang. Salah satunya adalah kincir raksasa yang diabadikan di tengah-tengah kota Fayoum, dekat kanal utama yang dikenal sebagai Bahr Yusuf atau kanal Nabi Yusuf.
Berkat kecerdasannya, Nabi Yusuf mampu membuat kota Fayoum sebagai lumbung bangsa Mesir. Kemakmuran kota ini pun masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Berbagai hasil pertanian dikirim dari kota tua yang subur tersebut.
0 comments
Post a Comment
Dilarang berkomentar SARA :)